اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَالسَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

AHLI MAKSIAT YANG MENDAPAT AMPUNAN

Senin, 24 Juni 20130 komentar

AHLI MAKSIAT YANG MENDAPAT AMPUNAN



Dikisahkan, ada seorang yang hidup bergelimang dosa meninggal di pinggiran kota Bashrah. Perbuatan buruknya sehingga membuat tetangganya acuh tak acuh dengan meninggalnya. Sehingga istrinya pun tidak mendapatkan orang yang mau membantu membawa jenazah nya ke masjid dan pemakaman. Maka Terpaksa istrinya memberi upah dua orang untuk membawa jenazah tersebut.

Dibawalah jenazah tadi ke masjid. Namun tidak juga ada seorangpun yang bersedia menyolatinya. Orang-orang tersebut seperti pura-pura seolah tidak yang terjadi apa-apa.
Istrinya memutuskan untuk segera membawa jenazah suaminya ke pemakaman.

Di sebuah bukit yang lokasinya bersebelahan dengan pemakaman, terlihat seorang ulama besar yang seperti menunggu seseorang. Dan ternyata beliau ingin menyolati jenazah yang akan melewati tempat tersebut. Tak lama berita ulama besar akan menyolati jenazah di tempat itu segera tersiar ke se-antero Bashrah. Maka berduyun-duyun lah orang kampung untuk juga ikut menyolati, serta penasaran jenazah siapakah yang mendapat kehormatan disholati oleh ulama besar. Setelah selesai menyolati, orang-orang heran dan takjub. Ternyata jenazah yang mereka sholati adalah orang yang mereka kenal sebagai ahli maksiat. Mereka bertanya kepada ulama tersebut,
"Apa yang membuat anda bersedia datang jauh-jauh ke tempat ini dan menyolati jenazah ini?"

"Ada yang berkata dalam mimpiku, "Datangilah bukit di sebelah pemakaman. Di sana kamu akan melihat jenazah yang pengiringnya hanya satu orang wanita. Sholatilah dia, karena dia orang yang mendapatkan ampunan." jawab ulama.

Bertambahlah ketakjuban orang-orang yang hadir di tempat itu. Ulama tadi kemudian memanggil istri almarhum dan menanyakan keseharian suaminya dan perjalanan hidupnya. Istrinya menjawab, "Dia seperti yang sudah dikenal di kota ini. Sepanjang hari dia menghabiskan waktu untuk bermaksiat dan minum arak."

"Coba anda perhatikan lagi, apakah ada amal kebaikan yang dia lakukan?" tanya ulama itu lagi.

"Iya setahu ku tiga hal. Yang pertama, setiap dia sadar dari mabuk nya pada waktu shubuh, dia mengganti bajunya, berwudhu dan melaksanakan shubuh berjamaah. Kemudian dia kembali mabuk dan berbuat maksiat.

Yang kedua, di rumahnya selalu ada dua atau satu anak yatim. Dia memperlakukan dengan baik anak yatim itu melebihi kepada anaknya sendiri.

Yang ketiga, jika dia sadar dari mabuknya di tengah gelap malam, dia menangis dan meratap, "Ya Allah, di bagian neraka jahanam mana Engkau akan menempatkan hambamu yang kotor dengan maksiat ini."

Sang ulama kemudian pulang, karena dia sudah mengetahui dengan jelas peristiwa aneh yang terjadi di siang hari itu.


dikutip dari Ihya' Ulumiddin.
*Jangan mudah berprasangka buruk kepada orang lain. Setiap orang punya kisah hidupnya sendiri yang kita tidak mengetahui hakikat sebenarnya. Surga dan Neraka adalah hak mutlak Alloh, tidak sepantasnya kita dapat memvonis seseorang itu ahli surga atau ahli neraka.
Share :

Posting Komentar

 

Copyright © 2011. Meniti Ridlo Ilahi - All Rights Reserved
Published by El Fakir Abi Salwa
Proudly powered by Blogger