اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَالسَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

KEUTAMAAN BERSABAR KETIKA DICACI

Senin, 24 Juni 20130 komentar

KEUTAMAAN BERSABAR KETIKA DICACI



Suatu hari, ketika Rasulullah SAW datang ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq untuk bersilatuhrahmi. Pada saat Abu bakar bersama dengan Rasulullah SAW, secara tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencelanya. Cacian dan fitnahan, perkataan  kotor keluar dari mulut orang itu ditujukan untuk Abu Bakar. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukan nya. Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasulullah. Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum.

Kemudian, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, cacian dan hinaan nya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah kembali memberikan senyum.

Semakin marahlah orang Arab Badui tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Di balasnya cercahan orang Arab Badui tersebut dengan makian pula. Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar sadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!"

Rasulullah menjawab, "Sewaktu seorang Arab Badui datang dengan membawa kemarahan serta fitnahan lalu mencela kamu, kulihat kamu tenang, diam dan engkau tidak membalas, aku bangga melihat engkau orang yang kuat dalam menghadapinya,  kuat menghadapi cacian dan fitnahan, dan aku tersenyum karena ribuan malaikat di sekelilingmu mendoakan dan memohonkan ampun kepadamu, kepada Allah SWT.

Begitu pun yang kedua kalinya, pada saat ia mencela kamu dan engkau tetap membiarkannya, pada saat itulah para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Sebab itulah aku tersenyum. Untuk yang ke ketiga kalinya ia mencela kamu dan engkau menanggapinya, engkau membalasnya, di situlah seluruh malaikat pergi .

Datanglah iblis di sisi kamu. Maka dari itu, aku tidak ingin berdekatan dengan kamu aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya."

Setelah itu menangislah Abu Bakar ketika diberitahu tentang rahasia kesabaran bahwa itu adalah kemuliaan yang tertutup dan tersembunyi.

Share :

Posting Komentar

 

Copyright © 2011. Meniti Ridlo Ilahi - All Rights Reserved
Published by El Fakir Abi Salwa
Proudly powered by Blogger