اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَالسَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

Hikmah dan Cara Dzikir لا إله إلا الله

Senin, 15 Juli 20130 komentar

Hikmah dan Cara Dzikir لَا إِلَهَ إِلَّا الله

Salah satu dzikir yang paling utama adalah kalimat  لاإله إلاالله  yang artinya tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah swt.  Inilah pesan Rasulullah saw kepada Sayyidina Ali Karramallahu Wajahah, pada waktu beliau memohon agar diberikan dzikir khusus yang lebih berat dari dunia seisinya, yang dapat lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah swt.

Maka Rasulullah saw pun menjawab, Saudaraku Ali, sesungguhnya ucapan yang paling utama yang aku ucapkan dan juga diucapkan nabi-nabi sebelumku adalah  لاإله إلاالله 

أفضل ماقلت أنا والنبيون من قبلي لاإله إلاالله

Demikianlah Rasulullah saw memberikan ijazah dzikir لاإله إلاالله  kepada sayyidina Ali yang kemudian diturunkan kepada para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in hingga kepada kita semua. Oleh karena itu sesungguhnya kalimat لاإله إلاالله  menyimpan beribu hikmah bahkan juga dunia seisinya.

Dalam salah satu hadits riwayat sahabat Anas disebutkan

مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَمَدَّهَا هُدِمَتْ لَهُ أَرْبَعَةُ آلافِ ذَنْبٍ مِنَ الْكَبَائِرِ

Sesungguhnya barang siapa membaca kalimat Tauhid لاإله إلاالله  dan memanjangkannya,niscaya baginya akan dihapus empat ribu macam dosa besar.


Pada saat itu para sahabat bertanya: Yaa Rasulullah  lalu bagaimana apabila satupun dia tidak memiliki dosa besar ?, Rasulullah menjawab : Maka yang dihapuskan empat ribu macam dosa besar adalah keluarga dan para tetangganya.


Diantara ajaran para ulama ketika membaca panjang kalimat Tauhid, yaitu memanjangkan kata LA sambil kepala berpaling ke sebelah kanan dan hati menghayati artinya yaitu “tidak ada”. Ketika melafalkan ILAHA sambil kepala bergerak ke bagian tengah dan hati menghayati artinya yaitu “Tuhan yang wajib disembah”. dan ketika melafalkan ILLALLAH sambil kepala berpaling kesebalah kiri dan hati menghayati artinya yaitu “melainkan Allah”.

perlu diperhatikan adalah dengan menyambung kalimat tauhid tersebut dengan kalimat  مُحَمَّدُ رَسُوْلُ اللهِ  di dalam hati serta menghayati artinya yaitu “Muhammad adalah utusan Allah”. Untuk membedakan cara membaca kalimat Tauhid umat Rasulullah Muhammad saw dengan umat terdahulu.

Sebenarnya berdzikir dengan kalimat tauhid ini tidak hanya dianjurkan kepada umat Muhammad saw saja, namun untuk umat para nabi terdahulu. Cerita yang menggambarkan hal ini diriwayatkan dari Wahab bin Manbah.

عن وهب بن منبه رضي الله عنه قال قرأت في آخر زبور داود عليه الصلاة والسلام ثلاثين سطرا يا داود هل تدرى أي المؤمنين أحب إلى أن أطيل حياته الذي إذا قال لا إله إلا الله اقشعر جلده وإني أكره لذلك الموت كما تكره الوالدة لولدها ولابد له منه انى أريد ان أسره في دار سوى هذه الدار فان نعيمها بلاء ورخاءها شدة فيها عدولا يألوهم خبالا يجرى منهم مجرى الدم من أجل ذلك عجلت أوليائي إلى الجنة لولا ذلك لما مات أدم عليه السلام وولده حتى ينفخ

Diriwayatkan dari Wahab bin Manbah bahwa dia pernah berkata “aku telah membaca tiga puluh baris terakhir dari kitab zaburnya Nabi Daud as. (di dalamnya diterangkan) Allah berfirman kepada Nabi Daud “apakah kau tahu orang mukmin yang paling aku inginkan untuk ku panjangkan umurnya?” Nabi Dawud menjawab “tidak tahu”.


Kemudian Allah menjelaskan “yaitu orang mu’min yang jika membaca kalimat tauhid akan merinding bulu-bulanya. Dan aku sangat membenci (tidak ingnkan) orang mu’min seperti itu lekas mati, seperti orang tua yang tidak rela anaknya mati. Sesungguhnya aku ingin sekali menyenangkannya di rumah yang bukan rumah ini (fana = dunia). Karena kenikmatan di dunia ini merupakan cobaan, dan kemewahan-kemewahan itu hanyalah kesengsaraan. Di samping itu di dunia banyak musuh yang mondar-mandir terus mengalir menyelebunginya seperti aliran darah yang mengajak pada kerusakan.


Oleh karena itu aku segerakan mereka para kekasihku (mati) lalu masuk ke surgaku. seandainya tidak demikian niscaya tidak akan mati Nabi adam dan anak cucunya hingga ditiupnya  sangka kala.        

Demikianlah posisi pentingnya kalimat tauhid لاإله إلاالله  bagi seorang mu’min, ia tidak sekedar sebagai kalimat pengakuan keesaan Allah swt, namun sebagai kunci menuju kesuksesan hidup di akhirat nanti. Sebagaimana janji Allah yang dijelaskan kepada Nabi Dawud as. Karena itulah dikatakan

 مفتاح الجنة لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ bahwa pintu surga adalah la ilaha illallah
Share :

Posting Komentar

 

Copyright © 2011. Meniti Ridlo Ilahi - All Rights Reserved
Published by El Fakir Abi Salwa
Proudly powered by Blogger