اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَالسَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

Perintah Menunaikan Zakat Fitrah

Jumat, 12 Juli 20130 komentar

Perintah Menunaikan Zakat Fitrah



Diantara dalil yang menganjurkan untuk menunaikan zakat fitrah, adalah :

  1. Firman Allah SWT, Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dia ingat nama Tuhannya, kemudian dia shalat (Al-A'la : 14-15)

  1. Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu, beliau berkata :

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fitrah bagi orang merdeka dan hamba sahaya laki-laki dan perempuan, dan anak-anak dan orang dewasa dari kaum muslimin. Rosululloh juga  memerintahkan agar (zakat fitrah tersebut) ditunaikan sebelum orang-orang melakukan shalat 'Id (hari Raya), (Muttafaq 'Alaih)

Setiap muslim wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya dan orang yang dalam tanggungannya sebanyak satu sha'  (±3 kg) dari bahan makanan yang berlaku umum di daerahnya. Dan zakat tersebut wajib baginya jika masih memiliki sisa makanan untuk diri dan keluarganya selama sehari semalam. Melaksanakan zakat tersebut lebih diutamakan dari sesuatu yang lebih bermanfaat bagi fakir miskin.

Adapun waktu pengeluarannya yang paling utama adalah sebelum shalat 'Id, dan boleh juga sehari atau dua hari sebelumnya, tidak boleh mengakhirkan mengeluaran zakat fitrah setelah hari Raya.

diriwayatkan Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma :

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fihrah sebagai penyuci orang yang berpuasa dari kesia-siaan dan ucapan kotor, begitu juga sebagai pemberian makan kepada fakir miskin.

Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum shalat 'Id, niscaya zakatnya diterima dan barang siapa yang membayarkannya setelah shalat 'Id maka ia adalah sedekah biasa. (Hadist Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah)

Dan diriwayatkan pula Al Hakim beliau berkata, “ shahih menurut kriteria Imam Al-Bukhari”.

Sebagian ulam berpendapat Zakat fitrah tidak boleh diganti dengan nilai nominalnya berdasarkan hadits Abu Said Al Khudhri yang menyatakan bahwa zakat fithrah adalah dari lima jenis makanan pokok (Muttafaq 'Alaih). inilah pendapat jumhur ulama. Dan selanjutnya sebagian ulama menyatakan bahwa yang dimaksud adalah makanan pokok masing-masing negeri. Maka pendapat yang melarang mengeluarkan zakat fithrah dengan uang ini dikuatkan bahwa pada zaman Nabi SAW juga terdapat nilai tukar (uang), seandainya dibolehkan tentu beliau memerintahkan mengeluarkan zakat dengan nilai makanan tersebut, akan tetapi beliau tidak melakukannya. Begitu juga ada yang membolehkan zakat fithrah dengan nilai tukar adalah Madzhab Hanafi.


Zakat fitrah tidak boleh diberikan kecuali hanya kepada fakir miskin atau wakilnya. Dan zakat ini wajib dibayarkan ketika terbenamnya matahari pada malam 'Id. Barangsiapa meninggal atau mendapat kesulitan (tidak memiliki sisa makanan bagi diri dan keluarganya) sebelum terbenamnya matahari, tidak wajib untuknya membayar zakat fitrah. Namun  jika ia mengalaminya seusai terbenam matahari, niscaya ia wajib membayarkannya sebab ia belum terlepas dari tanggungan membayar fitrah.
Share :

Posting Komentar

 

Copyright © 2011. Meniti Ridlo Ilahi - All Rights Reserved
Published by El Fakir Abi Salwa
Proudly powered by Blogger