اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَالسَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

Ramadlon, Bulan Jihad

Jumat, 28 Juni 20130 komentar

Ramadlon, Bulan Jihad


“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa romadlon, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa” [Al-Baqarah:183]

Bulan puasa sudah tinggal beberapa hari
Hari demi hari kedatangannya begitu tak terasa
Apalagi bagi mereka yang merindukan bulan romadlon ini
Menurut Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah  (dilahirkan pada tanggal 4 Februari 1292,  meninggal pada 23 September 1350)  seorang ahli tafsir, ahli hadist, dan penghafal Al-Qur’an, mengatakan Ramadlan adalah bulan jihad.

Beliau membagi tingkatan jihad di bulan puasa ada empat bagian :
* jihad melawan hawa nafsu
* jihad melawan syaitan
* jihad melawan orang kafir
* jihad melawan orang munafiq
Keempat tingkatan tersebut menggambarkan urgency jihad itu sendiri.

Namun kelihatannya kita belum sanggup (karena kelemahan kita) melakukan jihad tingkatan ketiga atau keempat tersebut.

kenapa?

Karena untuk mengukur kualitas, bagi mereka saja  yang bisa teguh di medan pertempuran adalah mereka yang telah terbiasa dan tegar melawan hawa nafsunya, dan memerangi syaitan sehingga mereka tegar pula dalam menghadapi orang-orang kafir maupun orang munafik.

selanjutnya bagaimanakah kita jihad melawan hawa nafsu tersebut?
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menerangkan :
Adapun jihad melawan hawa nafsu itu,  memiliki empat tingkatan :

Pertama : ia memeranginya dengan cara menuntut ilmu Al-Huda (Islam) dan dinul Haq, karena tidak ada kejayaan dan kebahagiaan dunia akhirat kecuali dengan Islam. ketika seseorang melewatkan waktu untuk belajar, niscaya ia akan sengsara dunia akhirat.

Kedua : memeranginya dengan mengamalkan apa yang ia pelajari, kalau tidak ilmu itu akan membahayakannya atau tidak memberikannya manfaat.

Ketiga : memeranginya dengan mendakwahkannya, kemudian mengajarkan kepada orang yang belum mengetahuinya. Dan kalau tidak mau mengajarkan sesungguhnya dia terancam masuk kedalam golongan orang yang menyembunyikan petunjuk yang diturunkan oleh Allah swt. Bahkan ilmunya tidak akan bermanfaat baginya malah akan berbuah adzab.

Keempat: memeranginya dengan bersabar diatas kesulitan dakwah dan disakiti orang. Ia menanggung semua beban tersebut. kalau ia menyempurnakan tingkatan ini, niscaya dia termasuk golongan orang yang beruntung. Barang siapa berilmu dan beramal kemudian mengajarkan ilmu yang didapatnya, niscaya itulah orang yang disebut terhormat di singgasana langit.

Sangat berharga sekali momen ramadhan ini untuk menata diri.
Dari nama saja sudah tercermin, bahwa arti ramadhan adalah panas.
Panasnya padang pasir saat itu yang terasa membakar kulit, oleh karena itu dibulan ini, kita pun mengambil pesan bahwa keteguhan kita pun dibakar dan dipanggang hingga benar-benar berada pada keimanan. Tujuan dari diwajibkannya puasa dan jihad tidak lain agar kita menjadi orang yang bertaqwa dan beriman.

Apa yang kita persiapkan di dalam bulan JIHAD ini?
Apakah kita siap melawan hawa nafsu
Apakah kita sudah mengalahkan nafsu
Apakah kita sudah menyiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat kelak

Betapa banyak dosa yang kita perbuat selama ini, kelalaian, kekhilafan dan masih banyak lagi dari dosa kita yang belum tersebutkan


“Maka berbekal lah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa” [Al-Baqarah:179]
Share :

Posting Komentar

 

Copyright © 2011. Meniti Ridlo Ilahi - All Rights Reserved
Published by El Fakir Abi Salwa
Proudly powered by Blogger