Ramadlon, Bulan Jihad
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa romadlon,
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”
[Al-Baqarah:183]
Bulan puasa sudah tinggal beberapa hari
Hari demi hari kedatangannya begitu tak terasa
Apalagi bagi mereka yang merindukan bulan romadlon ini
Menurut Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah (dilahirkan pada tanggal 4 Februari 1292, meninggal pada 23 September 1350 )
seorang ahli tafsir, ahli hadist, dan penghafal Al-Qur’an, mengatakan Ramadlan
adalah bulan jihad.
Beliau membagi tingkatan jihad di bulan puasa ada empat
bagian :
* jihad melawan hawa nafsu
* jihad melawan syaitan
* jihad melawan orang kafir
* jihad melawan orang munafiq
Keempat tingkatan tersebut menggambarkan urgency jihad itu
sendiri.
Namun kelihatannya kita belum sanggup (karena kelemahan
kita) melakukan jihad tingkatan ketiga atau keempat tersebut.
kenapa?
Karena untuk mengukur kualitas, bagi mereka saja yang bisa teguh di medan
pertempuran adalah mereka yang telah terbiasa dan tegar melawan hawa nafsunya,
dan memerangi syaitan sehingga mereka tegar pula dalam menghadapi orang-orang
kafir maupun orang munafik.
selanjutnya bagaimanakah kita jihad melawan hawa nafsu
tersebut?
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menerangkan :
Adapun jihad melawan hawa nafsu itu, memiliki empat tingkatan :
Pertama : ia
memeranginya dengan cara menuntut ilmu Al-Huda (Islam) dan dinul Haq, karena tidak
ada kejayaan dan kebahagiaan dunia akhirat kecuali dengan Islam. ketika
seseorang melewatkan waktu untuk belajar, niscaya ia akan sengsara dunia
akhirat.
Kedua : memeranginya
dengan mengamalkan apa yang ia pelajari, kalau tidak ilmu itu akan
membahayakannya atau tidak memberikannya manfaat.
Ketiga : memeranginya
dengan mendakwahkannya, kemudian mengajarkan kepada orang yang belum mengetahuinya.
Dan kalau tidak mau mengajarkan sesungguhnya dia terancam masuk kedalam
golongan orang yang menyembunyikan petunjuk yang diturunkan oleh Allah swt. Bahkan
ilmunya tidak akan bermanfaat baginya malah akan berbuah adzab.
Keempat: memeranginya
dengan bersabar diatas kesulitan dakwah dan disakiti orang. Ia menanggung semua
beban tersebut. kalau ia menyempurnakan tingkatan ini, niscaya dia termasuk
golongan orang yang beruntung. Barang siapa berilmu dan beramal kemudian
mengajarkan ilmu yang didapatnya, niscaya itulah orang yang disebut terhormat
di singgasana langit.
Sangat berharga sekali momen ramadhan ini untuk menata diri.
Dari nama saja sudah tercermin, bahwa arti ramadhan adalah
panas.
Panasnya padang
pasir saat itu yang terasa membakar kulit, oleh karena itu dibulan ini, kita
pun mengambil pesan bahwa keteguhan kita pun dibakar dan dipanggang hingga
benar-benar berada pada keimanan. Tujuan dari diwajibkannya puasa dan jihad
tidak lain agar kita menjadi orang yang bertaqwa dan beriman.
Apa yang kita persiapkan di dalam bulan JIHAD ini?
Apakah kita siap melawan hawa nafsu
Apakah kita sudah mengalahkan nafsu
Apakah kita sudah menyiapkan bekal untuk kehidupan di
akhirat kelak
Betapa banyak dosa yang kita perbuat selama ini, kelalaian,
kekhilafan dan masih banyak lagi dari dosa kita yang belum tersebutkan
“Maka berbekal lah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal
adalah taqwa” [Al-Baqarah:179]
Posting Komentar