اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَالسَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

KISAH-KISAH GURU SUFI 1000 TAHUN YANG LAMPAU

Minggu, 26 Mei 20130 komentar

ORANG YANG BERJALAN DIATAS AIR

              Seorang darwis suka berpegang teguh pada kaidah, yang berasal dari mazhab yang saleh, pada suatu hari berjalan menyusur tepi sungai. Ia memusatkan pada berbagai masalah moral dan ajaran, sebab itulah yang menjadi pokok perhatian pengajaran sufi dalam mazhabnya. Ia menyamakan agama perasaan dengan pencarian kebenaran mutlak.
                Tiba-tiba renungannya terganggu  oleh teriakan keras seseorang terdengar mengulan-ulang suatu ungkapan darwis. “Tak ada gunanya itu” kepada dirinya, sebab orang itu  salah mengucapkannya, seharusnya yang diucapkannya YA HU, tapi yang dia ucapkan U YA HU.
                Kemudian ia menyadari bahwa, sebagai darwis yang lebih teliti, ia mempunyai kewajiban untuk meluruskan ucapan orang itu. Mungkin orang itu tidak pernah punya kesempatan mendapat bimbingan yang baik, dan karenanya telah berbuat sebaik-baiknya untuk menyesuaikan diri dengan gagasan yang ada dibalik suara yang diucapkannya itu
                Demikianlah Darwin yang pertama itu menyewa perahu dan pergi kepulau ditengah-tengah arus sungai, tempat asal suara yang didengarnya tadi.
                Didapatinya orang itu duduk disebuah gubuk alang-alang, begerak-gerak sangat sukar teratur mengikuti ungkapan yang diucapkannya itu. “Sahabat” kata darwis pertama, “anda keliru mengucapkan ungkapan itu. Saya berkewajiban memberitahukan hal ini kepada anda, sebab ada pahala bagi orang yang member dan menerima nasehat. Inilah ucapan yang benar.” Lalu ia memberitahukan ucapan itu.
                “Terima kasih”, kata darwis yang lain dengan rendah hati.
                Darwis pertama turun keperahunya lagi, sangat puas, sebab baru saja berbuat amal. Bagaimanapun, kalau orang bisa berulang-ulang ungkapkan rahasia itu dengan benar, ada kemungkinan bisa berjalan diatas air. Hal ini memang belum pernah disaksikannya sendiri, tetapi berdasarkan alasan tertentu, darwis pertama ingin sekali melakukannya.
                Kini ia tidak mendengar lagi gubuk alang-alang itu, namun ia yakin bahwa nesehatnya telah dilaksanakan sebaik-baiknya.
                Kemudian didengarnya kembali ucapan U YA yang keliru itu ketika itu darwis yang dipulau tersebut mulai mengulang-ulang ucapanya…….
                Ketika darwis pertama merenungkan hal itu, memikirkan betapa manusia memang suka bersikeras mempertahankan kekeliruannya, tiba-tiba disaksikannya pemandangan yang menakjubkan. Dari arah pulau itu, darwis kedua tadi Nampak menuju perahunya, berjalan diatas air….
                Karena takjubnya, ia pun berhenti mendayung. Darwis keduapun mendekatinya, katanya “ saudara maaf saya mengganggu anda. Saya datang untuk menanyakan cara yang benar untuk mengucapkan ungkapan yang anda beritahukan kepada saya tadi, sulit benar rasanya mengingat-ingat”.

Catatan :
                Dalam bahasa Indonesia, bahwa satu arti yang bisa diungkapkan oleh kisah ini. Dalam versi Arab sering dipergunakan  kata-kata yang bunyinya sama tapi berbeda arti (homonim) untuk menyatakan bahwa kata itu biasa dipergunakan untuk memperdalam kesadaran disamping juga menunjukkan sesuatu yang nilainya dangkal.
Disamping terdapat dalam sastra masa kini yang popular di timur, kisah ini juga didapati dalam naskah-naskah pelajaran darwis, beberapa diantaranya sangat penting.
                Versi ini berasal dari kaum Asaaseen (‘hakiki’, ‘asli’), di Timur dekat dan Tengah.
Share :

Posting Komentar

 

Copyright © 2011. Meniti Ridlo Ilahi - All Rights Reserved
Published by El Fakir Abi Salwa
Proudly powered by Blogger