Keutamaan Bulan Sya'ban
Sya’ban berasal dari kata Sya’bun (Arab: شعب), yang berarti kelompok atau golongan. Dinamakan Sya’ban, karena pada bulan sya'ban, masyarakat jahiliyah berpencar-pencar untuk mencari air.
Ada yang mengatakan, mereka berkumpul menjadi beberapa kelompok untuk melakukan peperangan. (Lisanul Arab, kata: شعب). Bulan Rajab menurut pendapat sekumpulan masyarakat jahiliyah adalah bulan yang mulia, sehingga pada bulan sya,ban mereka tidak akan melakukan peperangan.
Hadist Shahih mengenai bulan Sya’ban
1. A’isyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan :
كَانَ رَسُولُ الله صَلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ : لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يَصُومُ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ “
“Terkadang Rasulullah SAW berpuasa beberapa hari sampai kami katakan: Beliau tidak pernah tidak puasa, terkadang beliau tidak puasa, sehingga kami katakan: Beliau tidak melakukan puasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh kecuali puasa di bulan Ramadhan, dan saya juga tidak melihat beliau ketika di bulan Sya’ban berpuasa yang lebih sering .
(HR. Al Bukhari dan Muslim)
2. A’isyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan :
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
“Belum pernah Rasulullah berpuasa satu bulan lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang Rasulullah hampir berpuasa sebulan penuh di bulan Sya’ban.”
(Hadist riwayat: Al Bukhari dan Muslim)
3. A’isyah radhiallahu ‘anha, Beliau mengatakan :
كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ
“Saya pernah berhutang puasa pada waktu bulan Ramadhan. Dan saya tidak mampu untuk melunasinya puasa tersebut kecuali pada bulan Bulan Sya'ban.” (Hadist riwayat : Al Bukhari dan Muslim)
4. Dari Abdullah bin Abi Qois, beliau mendengar dari A’isyah radhiallahu ‘anha pernah mengatakan :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَفَّظُ مِنْ شَعْبَانَ مَا لَا يَتَحَفَّظُ مِنْ غَيْرِهِ، ثُمَّ يَصُومُ لِرُؤْيَةِ رَمَضَانَ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْهِ عَدَّ ثَلَاثِينَ يَوْمًا ثُمَّ صَامَ
“Rasulullah SAW benar - benar perhatian dengan bulan sya'ban dari bulan-bulan yang lainnya. kemudian Rasulullah melanjutkan berpuasa setelah melihat hilal Ramadhan datang. Namun jika hilal tidak terlihat maka beliau genapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari, kemudian berpuasa.”
5. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda :
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ، فَلَا تَصُومُوا
“kalau sudah masuk pada pertengahan bulan Sya’ban, janganlah menunaikan puasa.” (Hadist riwayat : Abu Daud, At Turmudzi, Ibn Majah)
6. Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, mengatakan :
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
“Saya belum pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dalam dua bulan secara berturut-turut selain di bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan.”
(Hadist riwayat : An Nasa’i, Abu Daud, At Turmudzi dan dishahihkan Al Albani)
7. Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, mengatakan :
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ، وَيَصِلُ بِهِ رَمَضَانَ
“Ummu Salamah mengatakan, Rasulullah SAW belum pernah berpuasa satu bulan penuh selain dibulan Sya’ban, dan kemudian beliau sambung dengan berpuasa di bulan Ramadhan.”
(Hadist riwayat : An Nasa’i dan disahihkan Al Albani)
8. Dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa di dalam satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya’ban. Rasulullah SAW bersabda : "Sya'ban adalah bulan yang sering dilupakan banyak orang, karena bulan sya'ban berada diantara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Bulan Sya'ban adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Allah SWt ( Rab semesta alam ). Dan saya ingin pada waktu amal saya diangkat menuju Allah, kondisi saya dalam keadaan berpuasa".” (HR. An Nasa’i, Ahmad, dansanad-nya di-hasan-kan Syaikh Al Albani)
9. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
لَا تُقَدِّمُوا صَوْمَ رَمَضَانَ بِيَوْمٍ، وَلَا يَوْمَيْنِ، إِلَّا أَنْ يَكُونَ صَوْمٌ يَصُومُهُ رَجُلٌ، فَلْيَصُمْ ذَلِكَ الصَّوْمَ
“Janganlah kalian mendahului bulan Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari. Kecuali orang-orang yang sudah terbiasa dengan puasa sunnah, maka silahkan untuk melaksanakannya.”
(Hadist riwayat : Al Bukhari dan Muslim)
10. Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda :
إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
“Sesungguhnya Allah SWT melihat pada malam pertengahan bulan Sya’ban. Maka Allah SWT mengampuni semua makhluknya, kecuali orang-orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”
Posting Komentar